Tol Bali Mandara Pagi itu, langit Denpasar belum sepenuhnya biru. Kabut tipis masih menggantung di atas pelabuhan, dan angin dari arah selatan membawa aroma garam yang tajam. Aku menyalakan motor dengan tenang. Tujuanku bukan sekadar mencapai titik akhir, melainkan merasakan setiap detik di atas jalan yang membentang di atas laut. Tol Bali Mandara bukan hanya jalur transportasi, ia adalah ruang transisi antara daratan dan ketenangan. Begitu roda menyentuh aspal, suasana berubah. Di kiri dan kanan, bukan gedung atau pepohonan, melainkan hamparan air yang luas. Kadang tenang, kadang beriak, memantulkan langit yang perlahan cerah. Motor melaju stabil, dan suara mesin tenggelam dalam hembusan angin yang menerpa helm. Di kejauhan, kapal-kapal nelayan tampak seperti titik-titik kecil yang diam, dan burung camar sesekali melintas rendah, seolah menyambut kehadiranku. View this post on Instagram A post shared by AyoKeBali (@ayokebali.official)