Berkendara dari Jalan Legian menuju Pantai Kuta di siang yang terik benderang adalah sebuah transisi penuh sensasi. Ini adalah cerita perjalanan singkat yang memadatkan energi Bali.
1. Menerobos Keriuhan Jalan Legian Perjalanan dimulai dengan merayap. Motor harus ekstra sabar. Di kiri-kanan, para pedagang, turis dengan bikini dan topi lebar, serta suara diskotik yang sudah mulai berdenyut meski siang hari. Terik matahari tertahan oleh tenda-toko dan papan reklame, menciptakan suasana terowongan yang ramai. Aroma sunscreen, kopi dari kafe, dan makanan dari restoran berbaur. Helm terasa pengap, dan klakson sesekali berbunyi sebagai bahasa komunikasi antar-pengendara.
2. Persimpangan Menuju Laut Sampailah di ujung selatan Legian, dekat patung besar. Di sini, keramaian mencapai puncaknya. Pejalan kaki menyebrang seenaknya, mobil mencoba belok, dan pemandu taksi menawarkan jasa. Tapi dari sini, sebuah pemandangan membanggakan muncul: lautan biru kehijauan di ujung jalan. Itu adalah tujuan. Pemandangan itu seperti oase di gurun keramaian.
3. Jalan Menuju Pantai: Angin Segar & Ruang Terbuka Saat motor berbelok ke jalan yang mengarah langsung ke pantai, segalanya berubah drastis. Angin laut yang bertiup kencang langsung menerpa tubuh, menggantikan hawa panas dan pengap Legian. Rasanya seperti membuka kaca mobil setelah terjebak macam lama. Suara ombak mulai mengalahkan suara klakson dan musik.

Komentar
Posting Komentar